Cara Mendeteksi Potensi Kecerdasan Anak Melalui Raport Sekolah
Cara membaca Raport sekolah - Setiap akhir semester anak-anak kita yang duduk di bangku sekolahan selalu mendapatkan laporan guru kepada orang tua siswa atau wali murid yang biasa kita sebut dengan raport. Raport berisi keterangan mengenai nilai kepandaian dan prestasi belajar murid di sekolah. Nah, tulisan menarik berikut bisa menjadi acuan saat membaca raport sekolah anak.
Artikel yang saya beri judul Cara Mendekteksi Potensi Kecerdasan Anak Melalui Raport Sekolah ini merupakan tulisan Anang Prasetyo S.Pd, Narasumber Griya Edukasi Samara Fm 96.20, Guru Seni Budaya SMKN 1 Boyolangu, dan juga Pendiri Komunitas Padhang Njingglang
Raport adalah Progress Report Pembelajaran laporan perkembangan anak selama satu semester dalam menempuh seperangkat materi pelajaran dan bukan hasil akhir. Oleh karena itu saat menerima raport anak, sebaiknya lakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Tutup raport terlebih dulu.
Tanyakan kepada anak pelajaran apa yang paling dia sukai dan siapakah guru yang paling dia sukai. Ini akan berpengaruh terhadap nilai di dalam raport. Belajar adalah hasil kerja mental emosional (EQ) yang kemudian mengarahkan kemampuannya kognitif (IQ) untuk meresponnya untuk memperoleh nilai-nilai belajar.
2. Buka raport. Fokus kepada nilai tertinggi yang ada di raport.
Coba cek adakah signifikansi dengan pelajaran yang diminati anak dan gurunya yang dia sukai. Sekali lagi, fokus saja pada nilai tertinggi karena disitulah kelebihan anak. Itulah anugerah terindah yang Allah berikan. Terima dan Syukuri ! Berikan senyuman dan ucapan dengan kalimat yang berisi pujian, apresiasi dan penghargaan dengan tulus kepada anak atas prestasinya.
3. Perhatikan nilai nilai pelajaran yang tertinggi dan nilai nilai pelajaran yang rendah.
Perhatikan pembagian secara sederhana untuk memudahkan memetakan Oka (otak kanan) dan Oki (otak kiri). Kelompok pelajaran otak kiri (matematika, IPA/sains, fisika, kimia, biologi, teknik dll). Kelompok pelajaran otak Kanan ( bahasa, seni, IPS). Jika anak anda dominannya di Otak kiri maka arahkan nantinya ke jurusan sesuai bidang Otak kiri. Demikian sebaliknya, jika anak anda dominannya di Otak kanan maka arahkan nantinya ke jurusan sesuai bidang Otak kanan. Raport ini juga bermanfaat untuk mendeteksi kecerdasan sekaligus penjurusan !!!
Jangan sekali kali memaksakan anak yang dominan di pelajaran otak kanan untuk sekolah menengah atau kuliah di jurusan golongan otak kiri semisal Matematika, IPA , kedokteran, teknik dll. Selain kasihan kepada anak karena menjadi beban, kecerdasan anak memang bukan disitu, akhirnya hasil atau prestasinya menjadi kurang maksimal.
4. Tanyakan kepada anak, nilai pelajaran apa yang rendah, mengapa bisa terjadi dan bagaimana solusinya untuk selanjutnya !
Ini sekaligus berguna bagi penguatan fondasi jiwa dan mental anak. Melatih anak agar menerima diri apa adanya. Memaafkan diri dan ikhlas atas kekurangan kita sebagai hamba Allah yang lemah, kurang, sehingga memotivasi diri untuk memperbaiki. Kecerdasan spiritual (SQ) dan keimanan yang kokoh dibangun dengan melihat diri bahwa manusia memiliki sekian banyak kelebihan sekaligus kelemahannya...! Maka latihlah anak untuk belajar menerima diri apa adanya.
5. Jangan sekali kali membanding-bandingkan dengan anak lain!
Anak anda adalah unik, berbeda dan hanya satu di dunia, tidak ada duanya. Allah sudah memberi fitroh terbaik ! Bakat, minat, kecerdasan, modalitas belajar dan potensi yang khas yang berbeda dengan anak lain. So Jangan dibandingkan !!! karena putra putri Anda tidak ada bandingannya.
Selain 5 hal diatas, beberap hal di bawah ini juga layak untuk diperhatikan :
1. Berhentilah memamerkan ranking putra-putri anda!
Yang terpenting dari pendidikan itu bukan ranking. Hakekat dari pendidikan itu adalah menjadikan anak anda:
2. Berhentilah menjadikan ranking putra-putri sebagai kunci dari keberhasilan !
Saat menjadikan ranking sebagai bukti keberhasilan pada anak kita, dampak terbesar adalah pada titik itulah kita berfokus. Kenyataannya tidak !!
Terakhir, maknai nilai raport anak hanya sebagai salah satu indikator untuk tahu mana titik lemah dan mana titik unggulnya. Semoga dengan raport yang telah diterima, semakin memotivasi untuk tumbuh kembangnya potensi dan kecerdasan serta bakat minat anak anda ! Raportan bukan Raport Amal Baik dan Buruk Hari Akhir, bukan!!! Buku Raport anak anda bukan catatan amal baik dan buruk hari akhir nanti, yang tidak bisa diperbaiki. Raport bukan hasil akhir, ia adalah catatan hasil belajar anak anda yang masih bisa dievaluasi dan diperbaiki !
Semoga Alloh menganugerahkan kesolehan dan berkenan mencerdaskan anak kita semua, yang mana kecerdasannya itu dijaga oleh Nya. Aamiin
Demikian tulisan tentang Cara Mendekteksi Potensi Kecerdasan Anak Melalui Raport Sekolah. Semoga bermanfaat
Artikel yang saya beri judul Cara Mendekteksi Potensi Kecerdasan Anak Melalui Raport Sekolah ini merupakan tulisan Anang Prasetyo S.Pd, Narasumber Griya Edukasi Samara Fm 96.20, Guru Seni Budaya SMKN 1 Boyolangu, dan juga Pendiri Komunitas Padhang Njingglang
Raport adalah Progress Report Pembelajaran laporan perkembangan anak selama satu semester dalam menempuh seperangkat materi pelajaran dan bukan hasil akhir. Oleh karena itu saat menerima raport anak, sebaiknya lakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Tutup raport terlebih dulu.
Tanyakan kepada anak pelajaran apa yang paling dia sukai dan siapakah guru yang paling dia sukai. Ini akan berpengaruh terhadap nilai di dalam raport. Belajar adalah hasil kerja mental emosional (EQ) yang kemudian mengarahkan kemampuannya kognitif (IQ) untuk meresponnya untuk memperoleh nilai-nilai belajar.
2. Buka raport. Fokus kepada nilai tertinggi yang ada di raport.
Coba cek adakah signifikansi dengan pelajaran yang diminati anak dan gurunya yang dia sukai. Sekali lagi, fokus saja pada nilai tertinggi karena disitulah kelebihan anak. Itulah anugerah terindah yang Allah berikan. Terima dan Syukuri ! Berikan senyuman dan ucapan dengan kalimat yang berisi pujian, apresiasi dan penghargaan dengan tulus kepada anak atas prestasinya.
3. Perhatikan nilai nilai pelajaran yang tertinggi dan nilai nilai pelajaran yang rendah.
Perhatikan pembagian secara sederhana untuk memudahkan memetakan Oka (otak kanan) dan Oki (otak kiri). Kelompok pelajaran otak kiri (matematika, IPA/sains, fisika, kimia, biologi, teknik dll). Kelompok pelajaran otak Kanan ( bahasa, seni, IPS). Jika anak anda dominannya di Otak kiri maka arahkan nantinya ke jurusan sesuai bidang Otak kiri. Demikian sebaliknya, jika anak anda dominannya di Otak kanan maka arahkan nantinya ke jurusan sesuai bidang Otak kanan. Raport ini juga bermanfaat untuk mendeteksi kecerdasan sekaligus penjurusan !!!
Jangan sekali kali memaksakan anak yang dominan di pelajaran otak kanan untuk sekolah menengah atau kuliah di jurusan golongan otak kiri semisal Matematika, IPA , kedokteran, teknik dll. Selain kasihan kepada anak karena menjadi beban, kecerdasan anak memang bukan disitu, akhirnya hasil atau prestasinya menjadi kurang maksimal.
4. Tanyakan kepada anak, nilai pelajaran apa yang rendah, mengapa bisa terjadi dan bagaimana solusinya untuk selanjutnya !
Ini sekaligus berguna bagi penguatan fondasi jiwa dan mental anak. Melatih anak agar menerima diri apa adanya. Memaafkan diri dan ikhlas atas kekurangan kita sebagai hamba Allah yang lemah, kurang, sehingga memotivasi diri untuk memperbaiki. Kecerdasan spiritual (SQ) dan keimanan yang kokoh dibangun dengan melihat diri bahwa manusia memiliki sekian banyak kelebihan sekaligus kelemahannya...! Maka latihlah anak untuk belajar menerima diri apa adanya.
5. Jangan sekali kali membanding-bandingkan dengan anak lain!
Anak anda adalah unik, berbeda dan hanya satu di dunia, tidak ada duanya. Allah sudah memberi fitroh terbaik ! Bakat, minat, kecerdasan, modalitas belajar dan potensi yang khas yang berbeda dengan anak lain. So Jangan dibandingkan !!! karena putra putri Anda tidak ada bandingannya.
Selain 5 hal diatas, beberap hal di bawah ini juga layak untuk diperhatikan :
1. Berhentilah memamerkan ranking putra-putri anda!
Yang terpenting dari pendidikan itu bukan ranking. Hakekat dari pendidikan itu adalah menjadikan anak anda:
- Mencintai aktivitas membaca untuk mencari pengetahuan
- Bisa berpikir logis
- Tahu nilai-nilai benar dan salah
- Mampu mengembangkan bakatnya, dan
- Mempunyai semangat juang untuk mewujudkan apa yang dia inginkan secara disiplin dan konsisten.
2. Berhentilah menjadikan ranking putra-putri sebagai kunci dari keberhasilan !
Saat menjadikan ranking sebagai bukti keberhasilan pada anak kita, dampak terbesar adalah pada titik itulah kita berfokus. Kenyataannya tidak !!
- Saat anak mencintai membaca maka mereka akan menguasai banyak pengetahuan, tidak peduli apakah mereka mempunyai ranking baik atau buruk.
- Saat anak bisa bepikir logis maka mereka akan mampu membangun visi dan impian mereka. Visi dan impian mereka itu tidak bisa dinilai per semester atau per semester untuk dibandingkan antara anak yang satu dengan anak lainnya.
- Saat anak tahu mana nilai yang benar dan mana yang salah maka mereka akan punya integritas
- Saat mereka mengenal bakat mereka yang sesungguhnya maka mereka akan mampu menghasilkan karya dan dedikasi yang terbaik
- Saat anak mempunyai semangat juang maka itulah sejatinya kunci kesuksesan hidup.
Terakhir, maknai nilai raport anak hanya sebagai salah satu indikator untuk tahu mana titik lemah dan mana titik unggulnya. Semoga dengan raport yang telah diterima, semakin memotivasi untuk tumbuh kembangnya potensi dan kecerdasan serta bakat minat anak anda ! Raportan bukan Raport Amal Baik dan Buruk Hari Akhir, bukan!!! Buku Raport anak anda bukan catatan amal baik dan buruk hari akhir nanti, yang tidak bisa diperbaiki. Raport bukan hasil akhir, ia adalah catatan hasil belajar anak anda yang masih bisa dievaluasi dan diperbaiki !
Semoga Alloh menganugerahkan kesolehan dan berkenan mencerdaskan anak kita semua, yang mana kecerdasannya itu dijaga oleh Nya. Aamiin
Demikian tulisan tentang Cara Mendekteksi Potensi Kecerdasan Anak Melalui Raport Sekolah. Semoga bermanfaat
Posting Komentar untuk "Cara Mendeteksi Potensi Kecerdasan Anak Melalui Raport Sekolah "