7 Cara Mengatasi Kecanduan Gadget Pada Anak

Apa yang harus dilakukan orang tua ketika mendapati anak yang masih SD kecanduan gadget? Jika handphone diminta dia nangis dan kadang marah.

Di era saat ini, terutama masa pandemi di mana sebagian besar orang tua memilih sikap menjauhkan gadget dari anak-anak, tetapi karena sikon maka justru malahan didekatkan dengan gadget. 

Maka kita sebagai orang tua merasa kewalahan mengarahkan anak-anak dalam hal pengendalian gadget atau gawai. Hampir segala usia kini "pegang" gadget dengan ragam aplikasinya. 

Memang tidak selalu bermakna negatif, ada pula sisi positifnya selama dalam pantauan. Akan tetapi tidak selamanya kita mampu mengendalikannya karena kita tidak selalu bisa membersamai anak kita. 

Tugas kita adalah menguatkan imunitas anak dari efek buruk gadget dengan cara mengarahkan anak agar dapat mengelola diri dari penggunaan gadget secara mandiri. Cara mengatasi hal tersebut adalah : 

1. Membuat kesepakatan bersama

Kita buat kesepakatan bersama antara ayah ibu dan semua yang turut dalam pengasuhan terkait batasan waktu pemakaian gadget. Semua harus kompak dan tegas mengondisikan kapan waktu main handphone, bermain bersama teman, dan beraktivitas yang lainnya. Termasuk juga bersama anak perlu dibuat kesepakatan waktu. 

2. Memilihkan ragam aktivitas menarik selain gadget

Pemilihan beragam aktivitas ini penting untuk menunjang kegiatan anak setiap hari, baik itu di lingkungan rumah atau pun di lingkungan luar rumah. 

Temukan minat anak yang dominan apa? Misal anak unggul dalam hal menulis atau public speaking, dioptimalkan dengan cara mengasah kemampuannya dalam hal tulis menulis atau public speaking dan memfasilitasinya. Dengan hal ini, maka kecenderungan anak untuk main gadget sedikit demi sedikit dapat dikurangi. 

3. Bersikap tertib, disiplin, dan tegas. 

Terkadang kita merasa tak tega ketika anak menangis karena dibatasi memeganggadget. Kita jangan sampai bersikap mengalah dan memberikan gadget padanya. Hal tersebut justru akan semakin membuat anak manja dan lebih revel dan anak belajar dad keadaan tersebut bahwa jika anak menangis maka akan diberikan,gadget tersebut.

Semakin keras tangisan anak, maka semakin cepat pula orang tua menuruti kemauannya. Kita mencoba untuk lebih tertib, disiplin, dan tegas dalam mengatur pemakaian gadget pada anak Anda karena bila dibiarkan, kecanduannya pasti akan semakin parah. 

4. Memilihkan alternatif mainan pendukung lain. 

Mainan alternatif juga bisa menjadi sebuah cara mengatasi kecanduan gadget pada anak yang penting untuk dilakukan. Kita sediakan mainan/ kegiatan kesukaanya, dan bisa pula kita kenalkan ragam mainan tradisional yang sebenarnya itu banyak manfaatnya bagi pengembangan psikologis anak. Bila perlu, ajak anak membuat komunitas dolanan anak untuk mengantisipasi kecenderungan anak main gadget.

5. Arahkan anak menyukai suasana saat bermain dengan teman. 

Salah satu alasan anak Anda kecanduan gadget mungkin juga karena tak ada banyak teman sebayanya yang bisa diajak bermain, atau anak enggan bermain karena memang dibatasi oleh orang tuanya untuk bermain bersama temannya. Solusinya, Anda harus banyak mengajak anak bergaul dengan teman sebaya di sekitar lingkungan rumah atau di lingkungan sekolah. 

Tentunya sesuai kondisi yang ada saat ini, jika memang masih masa pandemi, maka anak diarahkan untuk tetap berinteraksi dengan teman tetapi terbatas dan menjaga protokol kesehatan secara ketat. 

6. Beri apresiasi ketika anak berhasil mengurangi dan menaati aturan main pemakaian gadget. 

Hal ini bisa jadi sebuah solusi yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Misalnya, ketika anak dapat mengurangi porsi main gadget, maka kita apresiasi dengan memberikan penghargaan kecil seperti makanan atau akhir pekan anak diajak berenang atau jalan-jalan bersama keluarga. 

7. Ajak anak bermain bersama, anak dan orang tua terlibat. 

Ikatan batin yang kuat antara orang tua dan anak tak akan bisa didapatkan bila waktu kita banyak dihabiskan dengan gadget masing-masing. Untuk itu, cara mengatasi kecanduan gadget pada anak juga bisa diatasi dengan menyediakan banyak waktu Luang untuk bermain atau berinteraksi dengan anak. Ajak anak bermain sepak bola, voli atau permainan apapun bersama. 

Hal ini juga dapat membantu menguatkan ikatan batin dan ikatan emosioal di antara seluruh anggota keluarga. Demikian hal-hal yang dapat kita lakukan, tetapi apabila dirasa sudah tidak mampu menghadapinya sendiri, maka perlu berkonsultasi dengan ahlinya. 

*sumber: Majalah Hadila Edisi 168 Juni 2021. Silakn download melalui link ini

Budhy Lestari, S.Psi., Psikolog Owner Biro Psikologi Obsesi - KB Pelangi 

Ketika Anak